Kamis, 07 Januari 2016

Bersyukurlah..

Yap kali ini aku akan menulis tentang suatu pembelajaran hidup, saat ini aku mau UAS di semester pertamaku di perkuliahan wkwk, tapi aku menyempatkan untuk menulis di blog, menuangkan sedikit kisah pelajaran hidup semoga nantinya kan bermanfaat bagi pembaca...

Renungan untuk kita bersama,

Bersyukurlah teman-temanku, kita masih bisa menikmati bagaimana melihat dengan mata, mendengar dengan telinga, berjalan dengan kaki, serta berbicara melalui mulut. Ditambah lagi, nikmat masih diberi kesempatan untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi.


Jaman sekarang apa-apa serba mahal, biaya pendidikan pun juga mahal. Meski banyak bantuan beasiswa untuk warga kurang mampu bertebaran tapi apakah kita harus menjadi miskin dulu agar bisa melanjutkan kuliah ? aku pernah bertanya kepada orang-orang yang menurut saya mereka bukan orang kaya, orang yang hidupanya pas-pasan tetapi mereka tetap berkuliah, entah orang tua mereka berhutang atau bagaimana.

Setelah aku tanya, kenapa tidak mengikuti program beasiswa pemerintah untuk mahasiswa yang kurang mampu? Lantas ia menjawab, maaf rizka, selagi kita mampu berusaha, selagi kita masih sanggup mengupayakan untuk bisa kuliah tanpa harus meminta surat keterangan tidak mampu, meskipun orang tuaku harus berhutang untuk membiayai kuliahku

"Ayah Ibuku mengajariku untuk tidak memiskinkan diri, memang kehidupan keluargaku sangatlah pas-pas.an tapi kami semua berusaha untuk menyanggupi semua tanpa harus menyatakan bahwa kami tidak mampu."


Fenomena belakangan ini aku melihat semenjak diadakannya beasiswa untuk mahasiswa yang kurang mampu semakin banyak, justru malah sebagian jatuhnya beasiswa itu pada orang yang tidak tepat, orang-orang semakin banyak yang memiskinkan diri, mereka rela mengatakan mereka orang tidak mampu demi mendapat beasiswa perkuliahan. Menurutku itu adalah hal yang menyedihkan, mereka masih punya kendaraan, menggunakan gadget berkelas tapi mereka kuliah dengan beasiswa kurang mampu, apakah itu tepat ? memang gadget dan gaya hidup seseorang jaman sekarang tidak bisa menjadi tolok ukur dalam menganggap orang-orang tersebut mampu atau tidak, tapi jika dibandingkan dengan teman kita yang lain, ia yang hidup dengan orang tua single parent, sekolah masih naik sepeda ongkel, bahkan ia tidak punya sepeda motor, ia anak yang rajin sekali waktu di SMA, tapi setelah ia mendaftarkan diri untuk masuk PTN dengan jalur beasiswa mahasiswa kurang mampu justru dia malah tidak diterima. Dia tidak lolos, padahal jurusan yang dia ingini adalah jurusan yang kurang peminatnya, menurutku dan teman-teman dia anak yang pintar, alhasil dia menganggur, jalur undangan, jalur tulis sudah semua ia tempuh tapi tidak ada satupun yang berhasil, padahal dia anak yang rajin dan sholeha, sedangkan teman kita yang lainnya ? mereka kurang rajin, dan hidup mereka lebih baik daripada teman kita, tapi ia berhasil lolos dengan beasiswa kurang mampu, padahal jika dilihat hidup mereka lebih dari cukup. Jauh dengan teman kita yang kurang beruntung yang sebelumnya sudah aku ceritakan.

Memang itu bukan berarti Allah tidak adil, bukan begitu, namun yang aku sayangkan, mengapa yang mengadakan program beasiswa kurang mampu, sedikit kurang memperketat seleksi beasiswanya ? mengapa di seleksi beasiswa kurang mampu malah melihat nilainya dulu? Mengapa tidak diseleksi dia mampu atau tidak dalam finansial, baru mereka diadu untuk mendapatkan nilai tertinggi agar bisa lolos mendapatkan beasiswa tersebut. Atau mungkin itu sistem mereka memang begitu saya tidak tau, itu hanya sekedar saran saya saja sih, boleh diterima juga boleh tidak hehehe. Atau mungkin saya kurang mengetahui secara dalam mengenai seleksi tersebut.


Alhasil teman-teman kita yang kurang mampu pun karna tidak lolos akhirnya ia pun mencoba peruntungan di tahun kedepannya untuk bisa berkuliah.
Sungguh berat perjuangan teman-teman kita yang kurang mampu dalam mewujudkan cita-cita untuk berkuliah. Bersyukurlah kita masih bisa berkuliah dibiayai ortu, bukan dengan mengaku kurang mampu lalu mendapat beasiswa yang seharusnya HAK orang yang benar-benar KURANG MAMPU.

Untungnya teman kita yang satu ini anaknya sangat optimis, meski dia menganggur bukan berarti dia berpikir bahawa “SAYA INI ANAK ORANG MISKIN, NGIMPI APA SAYA BISA KULIAH, LEBIH BAIK SAYA LULUS SMA KERJA SAJA.” , untungnya tidak pernah dia memiliki pemikiran seperti itu, andai itu jatuh pada orang-orang yang kurang mampu yang pesismistik, sia-sia sudah beasiswa yang diadakan untuk orang kurang mampu. Kita tau sendiri bagaimana perasaan mereka yang kurang mampu, sudah hidupnya sangat kekurangan, terkadang rasa pesimis untuk bermimpi besarpun muncul, bahaya kalau sudah muncul, padahal potensi anak muda Indonesia sangatlah luar biasa jika memang mampu dioptimalkan sebaik mungkin, lewat pendidikan tinggi juga mampu meningkatkan taraf hidup mereka. Saya berharap semoga pada diri kita semua khususnya mereka yang kurang mampu tidak ada sedikitpun rasa pesimis dalam diri.


Waktu saya mendengar pengajian, saat itu yang mengisi pengajian adalah anak dari Ustadz Yusuf Mansur, namanya Wirda Mansur. Si cantik Wirda sedang memotivasi, dan mampu membuat hati saya sebagai pemuda untuk tergerak. Ia berkata bahwa fenomena akhir-akhir ini para pemuda lebih sibuk dengan kegalauan mereka sehingga mereka lupa untuk berkarya! Yap, akhirnya para pemuda tenggelam dalam kelemahan, kerapuhan. Karya yang dihasilkan dari pemikiran merekapun tidak akan pernah berkembang dengan baik. Lalu kak Wirda berkata “saya bisa sekolah ke luar negeri itu bukan berkat papa saya, saya langsung meminta pada Allah, alhamdulillah saya bisa sekolah ke luar negeri atas izin Allah”. 

Pemuda jaman sekarang bila bermimpi “saya harus bisa masuk PTN favorit itu!” menurut sang Papa, (Ustadz Yusuf Mansur) itu adalah mimpi yang biasa-biasa saja kurang greget. Milikilah mimpi yang besar, jika yang lain memiliki keinginan untuk bersekolah di PTN Favorit, pemuda yang luar biasa bermimpi bukan itu, tapi harus bermimpi “SAYA HARUS JADI REKTOR PTN FAVORIT ITU BESOK!” sungguh luar biasa. Jangan pernah takut bermimpi besar karena kita memiliki Allah Swt., kita minta sama Allah, Allah mampu menjadikan yang tidak mungkin menjadi mungkin. Buang jauh rasa pesimis dalam diri. Kata beliau saat mengisi pengajian di salah satu televisi swasta.



Yah baiklah itu yang ingin saya sampaikan pada Jumat pagi yang barakah ini, hehehe
Ayo susun dan tuliskan mimpi besar kita ya!

Tidak ada yang saling menggurui kita semua sama-sama belajar, tua muda tak pandang usia, karena pengalamanlah yang menjadikan orang-orang menjadi hebat. Semoga kita selalu dijaga sama Allah dari perbuatan yang menjauhkan kita dariNya. Manusia adalah tempat salah, tak luput dari dosa, karena manusia memiliki nafsu, berbeda dengan Malaikat. Mohon maaf apabila ada yang salah dari penulisan saya, syukron, semoga kita bisa mengambil pelajaran dari cerita tersebut,  semoga sukses teman-temanku! 

;;

By :
Free Blog Templates